BlackBerry sia-siakan potensi Indonesia

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan pengguna smartphone BlackBerry di dunia. Namun sayangnya BlackBerry tidak memanfaatkan potensi ini secara maksimal.
Bahkan dilansir Reuters (25/9), keterpurukan BlackBerry saat ini hingga harus diakuisisi perusahaan lain juga tidak lepas dari terus menurunnya pangsa pasar di Indonesia beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan lansiran tersebut, kebijakan BlackBerry untuk di pasar gadget Indonesia dinilai tidak tepat menjaga pangsa pasar BlackBerry yang sempat menjadi raja pada tahun 2008 hingga 2010.
BlackBerry sendiri sebenarnya sudah melakukan tindakan nyata untuk mewujudkan apresiasi kepada Indonesia seperti membangun Kantor untuk verifikasi software berplatform BlackBerry di Bali ataupun bekerjasama dengan beberapa Universitas di Indonesia.
Namun, sebenarnya hal di atas merupakan opsi apresiasi sekunder, BlackBerry sebetulnya lebih tepat menunjukkan apresiasinya kepada Indonesia yang menjadi salah satu pangsa pasar terbesar mereka dengan cara menyediakan smartphone mumpuni di semua segmen yang dapat menyasar segala kalangan masyarakat yang sudah kadung jatuh cinta dengan smartphone BlackBerry.
Akan tetapi hal ini nampaknya tidak dilakukan BlackBerry yang justru mengeluarkan produk BlackBerry 10 seperti BlackBerry Z10, Q10, Q5, ataupun Z30 yang masih dibanderol dengan harga yang terlalu mahal bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Terlebih saat ini, BlackBerry yang dicintai masyarakat Indonesia karena BlackBerry Messenger nya malah meluncurkan aplikasi tersebut ke platform lain sehingga pengguna smartphone kompetitor semisal Samsung dan Apple juga bisa menikmati BlackBerry Messenger.
Dengan langkah BlackBerry yang sudah salah untuk mempertahankan pamornya di Indonesia, akan kah perusahaan calon pemilik BlackBerry yaitu Fairfax Financial bawa BlackBerry kembali kuasai pasar gadget Indonesia?